Rabu, 23 Oktober 2024

 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

 

·   Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap Triloka dari Ki Hajar Dewantara sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan karena Pratap Triloka ini membuat kita sebagai pendidik untuk selalu berbuat yang berpusat atau berpihak pada murid, sepertinya bunyinya yang pertama Ing Ngarsa Sungtuladha yang berarti sebagai pendidik di depan kita harus mampu menjadi teladan bagi murid-murid, yang kedua Ing Madya Mangun karsa yang artinya di tengah memberi motivasi bagi murid dan yang ketiga Tut wuri Handayani berarti di belakang kita harus selalu memberikan dukungan kepada murid.

·   Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Pengambilan keputusan didasarkan pada keputusan yang berpihak pada murid, sesuai dengan nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakini akan mengarahkan kita dalam penentuan prinsip pengambilan keputusan yang diambil, sebgaimana diketahui prinsip pengambiilan keputusan terdiri dari 3 yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis hasil akhir. Dengan nilai kebajikan yang diyakini akan menjadi acuan dalam menetapkan prinsip yang akan diambil serta dengan hal tersebut akan membuat kita bisa mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil.

·    Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Salah satu cara agar yang dapat dilakukan dalam pengambilan keputusan yaitu melalui proses coaching.  Melalui proses coaching akan terjadi interaksi dan kemitraan yang akan memunculkan dan memaksimalkan potensi diri, dari potensi-poteensi diri tersebut yang akan mengantarkan pada penentuan rencana aksi atau pengambilan keputusan yang bertanggungawab. Proses coaching bisa dilakukan beberapa kali sehingga apabila setelah melakasanakan rencana aksi atau setelah melaksanakan keputusan yang diambil dan masih terdapat kekurangan maka hal tersebut bisa dievaluasi kembali dan dilakukan proses coaching kembali sampai didapatkan tujuan yang diharapkan.

·   Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Ketika dihadapkan pada masalah dilema etika maka dalam pengambilan keputusan tidak dianjurkan untuk terburu-buru, tetapi harus dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti dampaknya terhadap orang lain sehingga dalam pengambilan keputusan harus dalam keadaan tenang agar kita bisa berpikir jernih atau dengan kata lain kita harus mampu mengelola emosi dalam diri serta mampu memperhatikan kebutuhan orang lain agar keputusan yang diambil nantinya tidak menimbulkan kerugian pada semua pihak serta keputusan yang diambil bisa dipertanggungjawabkan.

·    Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai seorang pendidik harus memegang teguh nilai-nilai kebajikan dan dengan nilai tersebut membuat kita bisa mengambil keputusan yang berpihak pada murid dan bisa mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil.

·   Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat bisa dilakukan sesuai dengan paradigma berpikir, prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Selain itu dalam pengambilan keputusan juga disesuaikan dengan nilai-nilai kebajikan yang berpihak pada murid serta bisa dipertanggungjawabkan. Dengan menerapkan berbagai aspek tersebut maka akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

·     Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan dalam pengambilan keputusan pada lingkungan yaitu apabila didaptkan informasi yang belum  lengkap sehingga membuat kita kesulitan dalam pengambilan keputusan.

·   Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan dengan pengajaran yang memerdekakan murid yaitu dengan menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid maka kira harus mampu merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid agar murid tersebut nantinya bisa merasa bahagia dalam proses pembelajaran. Untuk merancang dan menjalankan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan atau potensi murid maka sebelumnya kita harus bisa melaksankan kegiatan asesmen awal untuk mengetahui potensi yang dimiliki murid dan seperti apa kebutuhannya. Dengan pengambilan keputusan tersebut maka akan menciptakan kondisi yang nyaman pada murid dalam belajar sehingga akan berdampak positif pada pengetahuan dan kemajuan pembelajarannya.

· Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pengambilan keputusan sebagai seorang pendidik atau pemimpin pebelajaran akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid karena melalui proses pembelajaran kita bisa menuntun murid agar bisa memperoleh pembelajaran sesuai dengan kodrat alam atau potensi yang dimiliki sehingga potensi tersebut bisa terus berkembang dan bisa membawa kebermanfaatan pada murid tersebut, selain dari kodrat alam kita juga harus mampu menuntun murid sesuai dengan kodrat zaman sehingga pembelajaran yang dilakukan bisa kreatif dan inovatif dan ini juga akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang dialui murid. Dengan menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman maka diharapkan akan bisa menciptakan kondisi yang nyaman dan membuat murid bahagia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu agar murid  dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

·    Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan dari pembelajaran modul ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya yaitu sebagi pendidik pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dan merupakan hal yang sensitif karena dari pengambilan keputusan ini akan diikuti oleh dampak-dampak dan konsekuensi yang akan terjadi, sehingga dalam pengambilan keputusan kita harus memperhatikan 3 unsur yaitu  nilai-nilai kebajiikan yang kita yakini , apakah sudah berpihak pada murid serta apakah dapat dipertanggungjawabkan, dengan pertimbangan tersebut maka pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan memperhatikan paradigma, prinsip dan mengacu pada 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Kaitan modul ini dengan modul-modul sebelumnya yaitu dalam pengambilan keputusan harus berpihak pada murid sesuai dengan modul 1.1 filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara sebagai pendidik kita harus mampu menuntun anak sesuai kodrat alam atau kodrat zaman serta berkaitan dnegan semboyan pendidikan atau Tratap Trikloka, selain itu modul ini juga sesuai dengan modul 1.2 nilai dan peran guru penggerak dengan nilai berpihak pada murid dan peran guru penggerak untuk menjadi pemimpin pembelajaran, modul ini juga sesuai dengan modul 2.1 yaitu pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan murid, modul ini juga terkait dengan modul 2.2 yaitu pembelajaran sosial emosional dalam mengambil keputusan tidak boleh teruru-buru tetapi harus dalam keadaan tenag dan kita mamu mengelola diri dan mampu memahami situasi orang lain dan nantinya dapat mengambil keputusan yang bertanggungjawab, modul ini juga terkait dengan modul 2.3 yaitu keterampilan coaching dalam pengambilan keputusan.

·      Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Menurut saya hal yang diluar dugaan yaitu ternyata dalam pengambilan keputusan diperlukan juga pengujian benar salah agar keputusan yang kita ambil bisa lebih akurat

·   Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelumnya saya pernah menerapkan pengambilan keputusan tetapi tidak sedetail yang saya dapatkan dalam modul ini. Pada  modul ini lebih lengkap dipelajari tentang langah-langkah dalam pengambilan keputusan

·       Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini saya bisa mendapatkan banyak pembelajaran dan sangat bermanfaat untuk saya karena saya bisa terapkan dan implementasikan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan maupun pribadi. Dalam pengambilan keputusan saya bisa lebih berhati-hati lagi dan memperhatikan paradigma, prinsip dan langkah dalam pengambilan keputusan.

·      Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Menurut saya mempelajari modul ini sangat penting karena sebagai manusia baik itu seorang individu atau seorang pemimpin kita akan selalu dihadapkan pada situasi yang mengharuskan kita untuk mengambil keputusan. Dengan mempelajari modul ini maka saya bisa mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum mengambil keputusan serta saya juga bisa mengetahui langkah-langkah yang ditempuh dalam pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

 

Senin, 07 Oktober 2024

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3
Coaching Untuk Supervisi Akademik
1. Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di Sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajara berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional?
2. Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembanagan kompetensi  sebagai pemimpin pembelajaran?
A.      Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
1.      Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh
Dalam modul 2.3 saya mempelajari tentang coaching untuk supervisi akademik, dimana tujuan dari supervisi akademik ini adalah untuk mengembangkan kompetensi diri dalam diri seluruh guru di sekolah. Pendekatan yang digunakan dalam supervisi akademik ini adalah pendekatan coaching yang memiliki 3 prinsip yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Kompetensi inti coaching yang harus dimiliki diantaranya yaitu kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif dan megajukan pertanyaan berbobot. Dalam proses percakapan berbasis coaching menggunakan alur TIRTA yaitu Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung jawab. Dalam proses supervisi akademik terdapat 3 tahapan yang dilakukan yaitu pra observasi (perencanaan), observasi (pelaksanaan) dan pasca obeservasi (tindak lanjut).
2.      Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar
Perasaan saya terkait pengalaman belajar pada modul ini yaitu saya merasa sangat senang karena memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru terkait keterampilan coaching dan supervisi akademik dimana keterampilan ini sangat dibutuhkan sebagai seorang guru.
3.      Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
Dalam proses pembelajaran pada modul ini terdapat kegiatan dalam ruang kolaborasi dan dalam kegiatan demonstrasi kontekstual yakni praktik coaching dan supervisi akademik bersama rekan CGP, sehingga menurut saya yang sudah baik yang berkaitan dengan keterlibatan diri saya yaitu saya bisa berkolaborasi dengan baik bersama rekan-rekan CGP dan kami juga sudah bisa menerapkan coaching dengan alur TIRTA serta mampu menerapkan proses supervisi akademik yaitu dengan menjadi pengamat atau observer ketika rekan CGP sedang proses coaching.
4.      Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
Saya masih perlu meningkatkan kemampuan saya dalam keterampilan coaching contohnya dalam mengajukan pertanyaan yang berbobot kepada coachee agar proses percakpan coaching yang dilakukan bisa mencapai tujuan yang diharapkan dengan memaksimalkan potensi dari coachee.
5.      Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi
Pada modul ini saya banyak belajar tentang kompetensi coaching dan supervisi akademik sehingga menambah kompetensi saya dalam menerapkan proses coaching yang memberdayakan yang nantinya bisa saya terapkan untuk murid-murid saya dan rekan guru. Selain itu pada modul ini saya juga mendapatkan pembelajaran tentang bagaimana menjadi seorang coach yang bisa menerapkan prinsip coaching yakni kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi sehingga dalam kegiatan atau proses coaching saya bisa mengendalikan diri dengan menempatkan diri setara dengan orang yang menjadi coachee saya, selain itu saya juga bisa menghindari memunculkan pertanyaan yang menimbulkan asumsi-asumsi pribadi kepada coachee sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai, dengan merapkan prinsip-prinsip coaching tersebut maka saya bisa membuat coachee memunculakan potensi dalam dirinya untuk mencari jalan keluar dalam menyelesaiakan persoalan yang sedang dihadapi atau memunculkan potensi dalam dirinya atau memberdayakannya untuk meningkatkan kompetensi yang dia dimiliki.
B.       Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
1.      Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh
·      Bagaimana cara menerapkan keterampilan coaching dalam kegiatan supervisi akademik di sekolah?
Kegiatan supervisi yang biasa dilakukan oleh seorang kepala sekolah kepala guru-guru yang ada di sekolah tujuan utamanya dalah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid. Sebelumnya mungkin ada yang menerapkan supervisi akademik di sekolah dengan satu arah saja yaitu guru mendapatkan umpan balik dari kepala sekolah setelah proses pembelajaran di kelas selesai. Dengan menerapkan keterampilan coaching dalam kegiatan supervisi akademik maka langkah yang dilakukan oleh observer atau kepala sekolah yaitu melaksaknakan kegiatan pra observasi, observasi dan pasca observasi sehingga kegiatan observasi bisa terarah dan terukur karena sebelumnya telah ada perencanaan yang dilakukan antara observer dan guru sebelum observasi dilakukan, serta setelah kegiatan observasi selesai maka akan ada kegiatan pasca observasi yakni bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan seorang guru setelah proses observasi selesai.
2.      Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru
Dengan menerapkan keterampilan coaching yang memberdayakan maka akan memaksimalkan potensi serta meningkatkan kompetensi coachee, contohnya apabila diterapkan ke murid maka dengan keterampilan caoaching ini akan mengembangkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran sehingga akan mampu memunculkan potensi dalam murid tersebut sehingga bisa tercipta pembelajaran yang berpihak pada murid dan nantinya membawa manfaat untuk meningkatkan kompetensi murid tersebut. Begitu pula bila coaching yang memberdayakan diterapkan dengan rekan guru di sekolah maka akan meningkatkan kompetensi dari rekan guru sebagai pemimpin pembelajaran untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid sehingga tujuan dari pembelajaran bisa tecapai dengan baik.
3.      Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)
Tantangan yang dihadapi yaitu dalam menyeragamkan pengetahuan tentang keterampilan coaching dan supervisi akademik
4.        Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
Alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan sosialisasi di sekolah bersama rekan guru dan kepala sekolah
C.      Membuat keterhubungan
1.      Pengalaman masa lalu
Sebelumnya pengalaman observasi akademik yang saya alami yaitu langsung pada kegiatan observasi tanpa ada pra observasi dan pasca observasi
2.      Penerapan di masa mendatang
Harapan saya adalah penerapan observasi akademik kedepannya bisa dilajankan dengan melaksanakan dulu kegiatan pra observasi lalu kegiatan observasi di kelas dan setelah itu kegiatan pasca observasi sehingga tujuan dari observasi akademik bisa tercapai yakni meningkatkan kompetensi guru
3.      Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
Keterampilan coaching pada modul 2.3 ini memiliki keterkaitan dengan modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi serta modul 2.2 tentang pembelajran sosial emosional. Dalam proses pelaksanaan coaching berlangsung, seorang coach harus bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh seorang coachee sehingga dari kegiatan ini seorang coachee bisa melaksanakan sesuatu sesuai dengan kemampuannya sendiri atau sesuai kebutuhannya sendiri dengan cara memunculkan pertanyaan-pertanyaan berbobot yang bisa membuat coachee menggali potensi yang dimiliki karena setiap orang memiliki ptensi yang berdeba-beda, selain itu sebagai seorang coach juga harus bisa menerapkan prinsip kemitraan sehingga seorang coach bisa mengelola diri dalam menempatkan diri setara dengan coacheenya dan mampu mengelola emosi untuk tidak memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung asumsi-asumsi kepada coachee agar coachee bisa nyaman dalam berkomunikasi serta merasa senang dengan proses coaching yang dilaksanakan sehingga coachee bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan untuk menggalo potensi dirinya dan menemukan jalan keluar dari situasi yang sedang dihadapi. Seorang coach harus mampu menciptakan suasana yang kondusif serta harus bisa fokus kepada coachee dengan hadir penuh selama proses coachee berlangsung.
4.      Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP
Informasi lain yang saya peroleh dengan membaca literatur-literatur dari internet