MODULUS
ELASTISITAS DAN MODULUS GESER
Modulus yang berlaku dalam deformasi hanya modulus young (atau bisa
disebut dengan modulus elastisitas), modulus geser, dan modulus bulk. Semua
modulus tersebut berperan dalam berbagai jenis deformasi yang terjadi terhadap
suatu benda.
Dalam makalah ini yang akan dibahas
hanya ada dua, yaitu modulus elastisitas dan modulus geser, yaitu sebagai
berikut:
A.
Modulus
elastisitas (modulus young)
Modulus young, yaitu deskripsi matematis dari kecenderungan
suatu benda untuk berdeformasi secara elastis ketika suatu gaya dikenakan
terhadap benda tersebut. Modulus elastisitas adalah rasio dari tegangan dan
regangan, atau jika digambarkan dalam kurva tegangan-regangan, maka modulus elastisitas
adalah kemiringannya. Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu bahan. Jadi
semakin tinggi nilainya semakin sedikit perubahan bentuk pada suatu benda
apabila diberi gaya (Anonim, 2011).
Modulus
elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur obyek atau
ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya
diterapkan pada benda itu. Modulus elastisitas suatu benda didefinisikan
sebagai kemiringan dari kurva tegangan-regangan di
wilayah deformasi elastic. Bahan kaku akan memiliki modulus elastisitas yang
lebih tinggi (Wikipedia, 2011). Modulus elastis dirumuskan dengan:
Rumus Modulus Young :
Keterangan:
F = gaya
(N)
A =
l=
lo =
Jika ada benda yang bersifat elastis
dengan panjang tertentu kemudian ditarik dengan gaya tertentu yang
mengakibatkan pertambahan panjang benda tersebut maka berlaku hubungan :
pengambaran di atas diasumsikan luas penampangnya
berbentuk lingkaran dan besarnya tegangan (T) dan regangan dari peristiwa
tersebut dapat dicari dengan rumus :
Tegangan (T) :
F = gaya (N)
A =
Regangan (e) :
dan nilai modulus young/elastinya = tegangan (T) dibagi regangannya (e) :
Regangan
Bila kita hendak mengangkat sebuah benda tetapi kita tidak
memiliki mesin angkat maka benda tersebut dapat kita angkat dengan menggunakan
bantuan katrol dan tali. katrol menancap erat pada balok diatasnya dan tali ditempatkan
pada rol katrol. Benda tersebut bergantung pada salah satu ujung tali dan
ditarik oleh kita pada ujung yang lainnya. Tali yang tertarik akan tegang
sehingga balok katrol dapat dianggap sebagai sebuah struktur.
Dari yang sudah kita pelajari pada teori kekuatan bahan,
bahwasanya tegangan tarik dapat ditentukan dengan membagi berat beban ( berat
dari benda yang menggantung pada tali ) dengan luas penampang elemennya ( tali
yang memegang benda tersebut ).
keadaan
ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
σ
= N / A
dimana :σ = tegangan normal
N = gaya longitudinal (aksial)
A = luas penampang tali
Jadi disini bisa disimpulkan, bahwasanya tegangan yang
terjadi pada tali merupakan perbandingan antara gaya tarik yang bekerja pada
tali dengan luas penampang tali itu sendiri.
Penyebab terjadinya tegangan pada suatu benda, tidak hanya
dari gaya tarik saja, tapi juga bisa dari gaya tekan dan gaya lentur. Karena
disini yang dijadikan contoh adalah benda yang diangkat tali melalui rol
katrol, maka yang bekerja adalah gaya tarik.
Secara
redaksional, tegangan dapat diartikan sebagai berikut :
Tegangan (Stress)
Tegangan adalah “ Perbandingan antara gaya tarik
atau tekan yang bekerja terhadap luas penampang benda” .
σ = N / A
REGANGAN
Benda yang menggantung pada tali,
menimbulkan gaya tarik pada tali , sehingga tali memberikan perlawanan berupa
gaya dalam yang sebanding dengan berat beban yang dipikulnya (gaya aksi =
reaksi). Respon perlawanan dari tali terhadap beban yang bekerja padanya akan
mengakibatkan tali menegang sekaligus juga meregang sebagai efek terjadinya
pergeseran internal di tingkat atom pada partikel-partikel yang menyusun tali,
sehingga tali mengalami pertambahan panjang (istilah jawanya : ‘modot atau
melur’).
Jika pada akhirnya tali telah
mengalami pertambahan sejauh Δl dari yang semula sepanjang L, maka regangan
yang terjadi pada tali merupakan perbandingan antara penambahan panjang yang
terjadi terhadap panjang mula-mula dari tali dan dinyatakan sebagai berikut :
ε = ΔL / L
dimana :
ΔL = perubahan panjang (perpanjangan)…………… (satuan
panjang)
L = panjang awal (panjang semula)………………… (satuan
panjang)
Karena pembilang dan penyebutnya
memiliki satuan yang sama, maka regangan adalah sebuah nilai nisbi, yang dapat
dinyatakan dalam persen dan tidak mempunyai satuan.
Regangan (Strain) Regangan adalah
“Perbandingan antara pertambahan panjang (ΔL) terhadap panjang mula-mula(L)”
Regangan dinotasikan dengan ε dan tidak mempunyai satuan.
MODULUS ELASTISITAS
Besarnya pertambahan panjang yang
dialami oleh setiap benda ketika meregang adalah berbeda antara satu dengan
yang lainnya, tergantung dari elastisitas bahannya. dan elastisitas yang
dimiliki oleh tiap2 benda tergantung dari jenis bahan apakah benda itu terbuat.
Sebagai suatu contoh, anda akan lebih mudah untuk meregangkan sebuah karet
gelang daripada besi pegas yang biasanya dipakai untuk melatih otot dada. untuk
merenggangkan sebuah besi pegas, anda akan membutuhkan ratusan kali lipat dari
tenaga yang anda butuhkan untuk merenggangkan sebuah karet gelang.
Ketika diberi gaya tarik, karet ataupun pegas akan
meregang, dan mengakibatkan pertambahan panjang baik pada karet gelang
ataupun besi pegas. Besarnya pertambahan yang terjadi pada setiap keadaan
tergantung pada elastisitas bahannya dan seberapa besar gaya yang bekerja
padanya
Semakin elastis sebuah benda, maka semakin mudah benda
tersebut untuk dipanjangkan atau dipendekan (istilah jawanya : gampang molor).
Semakin besar gaya yang bekerja pada suatu benda, maka semakin besar pula
tegangan dan regangan yang terjadi pada benda itu, sehingga semakin besar pula
pemanjangan atau pemendekan dari benda tersebut. Jika gaya yang bekerja berupa
gaya tekan, maka benda akan mengalami pemendekan, sedangkan jika gaya yang
bekerja berupa beban tarik, maka benda akan mengalami perpanjangan.
Dari sini sudah bisa disimpulkan bahwasanya regangan (ε) yang
terjadi pada suatu benda berbanding lurus dengan tegangannya (σ) dan berbanding
terbalik terhadap ke elastisitasannya. Ini dinyatakan dengan rumus :
ε = σ / E atau σ = E x
ε rumus ini dikenal sebagai hukum Hooke.
Dalam rumus ini, (E) adalah parameter modulus elastisitas
atau modulus young. Modulus ini adalah sebuah konstanta bahan yang memiliki
nilai tertentu untuk bahan tertentu. Seperti yang diuraikan diatas, tiap bahan
mempunyai modulus elastisitas (E) tersendiri yang memberi gambaran mengenai
perilaku bahan itu bila mengalami beban tekan atau beban tarik. Bila nilai E
semakin kecil, maka akan semakin mudah bagi bahan untuk mengalami perpanjangan
atau perpendekan.
Modulus Elastisitas adalah sebuah
konstanta bahan yang memiliki nilai tertentu untuk bahan tertentu. Semakin
kecil modulus elastisitas sebuah benda, maka akan semakin mudah bagi bahan
untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan. begitu pula sebaliknya, Semakin
besar modulus elastisitas sebuah benda, maka akan semakin sulit bagi bahan
untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan.
B.
Modulus geser (modulus rigiditas)
Modulus geser (atau modulus rigiditas), yaitu rasio dari
tegangan geser dan regangan geser. Pemahamannya sama dengan modulus Young,
hanya saja perbedaannya ada pada arah gaya dan tegangan yang terjadi. Pada
tegangan geser, gaya diaplikasikan secara tangensial, sedangkan pada tegangan
biasa, gaya diaplikasikan secara tegak lurus. Sehingga arah regangannya pun
berbeda (Anonim, 2011).
Modulus
geser (bahasa
Inggris: shear modulus atau modulus of rigidity)
dalam sains bahan, dilambangkan dengan G, atau
kadangkala S atau μ, didefinisikan sebagai rasio tegangan geser terhadap regangan geser
(Wikipedia, 2011).
di mana
adalah gaya yang bekerja
adalah luas di mana gaya itu bekerja
dalam
teknik, =
regangan geser. Selain dari itu,
adalah
perpindahan transvers
adalah panjang awal
Satuan turunan SI
modulus geser adalah pascal (Pa), meskipun biasanya dinyatakan dalam gigapascal (GPa) atau dalam ribuan pounds
per square inch (ksi). Bentuk dimensional
adalah M1L−1T−2.
Modulus geser selalu bernilai positif.
DAFTAR PUSTAKA
GALIH UTOMO. 2010. Elastisitas dan Modulus Young
lutfi. Berkenalan
Dengan Tegangan, Regangan, Modulus Elastisitas & Daktalitas Material
(Part-1).http://kampustekniksipil.blogspot.com/2012/07/berkenalan-dengan-tegangan-regangan.html
Mantap. penjelasannya mudah dipahami (y)
BalasHapus