SIFAT FISIK PANGAN
1.
Apa
itu protein dan komponen apa saja yang menyusun protein?
Jawaban
:
a. Protein merupakan suatu kelompok
dari komponen organik kompleks yang mengandung asam-asam amino yang dihubungkan oleh
ikatan peptida, yang memiliki unsur Hidrogen
(H), Okisgen (O), Nitrogen
(N), Karbon (C), dan biasanya
juga Sulfur (S).
b. Komponen yang menyusun protein
Asam
amino.
Carbon
( C ), Hidrogen ( H ), Oksign ( O ), Nitrogen ( N ), Terkadang juga mengandung Sulfur ( S ).
2.
Jelaskan
tentang sifat fisik protein? Apa saja yang termasuk dari sifat fisik protein?
Jawaban
:
a. Sifat fisik protein merupakan senyawa makro
molekul dengan berat molekul yang besar dan sifat
fisik protein memiliki dua sifat yang berlawanan yaitu dapat bersifat
asam atau basa, atau dapat bereaksi dengan asam atau basa, atau dapat memberi
dan menerima proton, sifat
ini dipengaruhi pH lingkungan dimana protein secara bersamaan pH tersebut berada pada pHv
< titik isoelektrik, protein akan cenderung bermuatan (+) (kationik) pHv
> titik isoelektrik, protein cenderung bermuatan (-) (anionik
b. Yang termasuk sifat fisik protein:
1) Perubahan warna
2) Viskositas
3) Kelarutan
4)
Kemampuan
mengikat air
3.
Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi perubahan warna, kelarutan, viskositas, kemampuan
mengikat air dari protein?
Jawaban :
a. Perubahan
warna
Protein murni tidak berwarna dan tidak berbau. Jika
protein tersebut dipanaskan, warnanya berubah menjadi coklat dan baunya seperti
bau bulu atau bau rambut terbakar. Keratin misalnya, yaitu protein yang
monomernya banyak mengandung asam amino sistein. Jika keratin dibakar, timbul bau
yang tidak enak. Protein alam yang murni juga tidak memiliki rasa, tetapi hasil
hidrolisis protein, yaitu proteosa, pepton, dan peptida, mempunyai rasa pahit.
Faktor
yang mempengaruhi perubahan warna protein adalah suhu
b. Kelarutan
Kelarutan
protein dalam berbagai pelarut (air, alcohol, dan garam encer) berlainan.
Protein yang kaya akan radikal-radikal nonpolar bebas lebih mudah larut dalam
campuran alcohol-air dari pada dalam air. Protein yang miskin akan
radikal-radikal polar bebas cenderung untuk mengendap dengan penambahan sedikit
alcohol atau aseton. Protein tidak larut dalam air, tetapi kaya akan
radikal-radikal yang bermuatan, dan mudah larut dalam garam-garam netral.
Tinggi
rendahnya suhu dapat memengaruhi kelarutan protein dalam larutan garam. Dalam
larutan garamfosfat misalnya karboksi hemoglobin kuda pada suhu 0oC
mempunyai kelarutan sepuluh kali lebih besar dari pada suhu 25oC.
Protein yang terdapat pada biji-biji tanaman lebih mudah larut dalam larutan
garam pada suhu tinggi dibandingkan dengan suhu rendah. Namun, kenaikan suhu
tidak banyak memengaruhi kelarutan albumin telur dalam larutan garam.
Faktor
yang mempengaruhi kelarutan protein:
1) pH
2) Kekuatan ion
3) Suhu
4) Solven organik
c. Viskositas
Viskositas larutan protein dipengaruhi oleh jenis dan
konsentrasi protein. Pada konsentrasi yang sama, larutan protein fibrosa
mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein globular.
Jadi, juga pada konsentrasi yang sama, larutan protein bermolekul besar mempunyai
viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan protein bermolekul
kecil. Viskositas protein paling rendah yaitu pada titik isoelektriknya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi viskositas adalah
1) Suhu
2) Konsentrasi protein
3) Kehadiran zat lain
4) Berat molekul
d. Kemampuan mengikat air
Water
holding capacity adalah kemampuan protein untuk
mengikat air yang berada dalam bahan pangan atau air yang sengaja ditambahkan
ke dalam bahan pangan tersebut. Kemampuan protein untuk mengikat air disebabkan
oleh adanya gugus yang bersifat hidrofilik dan bermuatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya
ikat air dari protein adalah:
1)
pH
2)
Garam
3)
Suhu.
4.
Apa
itu denaturasi dan koagulasi protein? Apa penyebab terjadi? Apa pengaruhnya
terhadap kualitas protein? Bagaimana sifat reaksinya?
Jawaban
:
a. Denaturasi
ptotein
Denaturasi protein merupakan proses perubahan struktur
lengkap dan karakteristik bentuk protein akibat terjadinya gangguan pada
struktur sekunder, tersier, dan kuaternernya sehingga kembali ke struktur
primer. Denaturasi protein juga dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan
hidrogen bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein
berubah. Dengan perkataan lain, denaturasi protein adalah terjadinya
kerusakan struktur primer, sekunder, tersier dan struktur kuarterner
protein, tetapi struktur primer (ikatan peptida) masih utuh.
Adapun
faktor-faktor penyebab terjadinya denaturasi pada protein, yaitu:
1. Suhu pada lingkungan
2. pH
3. Tekanan
4. Aliran listrik
5. Adanya campuran bahan kimia pada senyawa yang terdapat
pada protein tersebut
Pengaruh
denaturasi terhadap kualitas protein, yaitu:
1. Suatu protein yang mengalami proses denaturasi akan
mengalami perubahan viskositas atau berkurangnya kelarutan
cairan sehingga mudah mengendap.
2. Ciri-ciri suatu protein yang mengalami denaturasi bisa dilihat dari
berbagai hal. Salah satunya adalah dari perubahan struktur fisiknya, protein
yang terdenaturasi biasanya mengalami pembukaan lipatan pada bagian-bagian
tertentu. Sebagai contoh, apabila protein kuarterner terdenaturasi menjadi
primer, maka bentuknya akan berubah, dari yang menggumpal-gumpal menjadi
linear. Selain itu, protein yang terdenaturasi akan berkurang kelarutannya.
Lapisan molekul yang pada bagian protein yang hidrofobik akan mengalami
perubahan posisi dari dalam ke luar, sedangkan sisi protein yang
hidrofilik akan berpindah dari luar ke dalam. Hal ini akan membuat kelarutan
protein berubah.
3.
Hasil denaturasi adalah hilangnya
aktivitas biokimia yang terjadi di dalam senyawa protein itu sendiri. Denaturasi
protein tidak mempengaruhi kandungan struktur utama protein yaitu C, H, O, dan
N, meskipun beberapa protein mengalami kemungkinan untuk kehilangan
kandungan senyawa mereka saat terjadi denaturasi. Namun, kebanyakan protein
tidak akan mengalami hal tersebut, hanya saja tidak menutup kemungkinan juga
protein akan mengalami perubahan struktur skala kecil saat proses
denaturasi terjadi. Bagaimanapun, untuk perubahan denaturasi secara umum,
prosesnya sama dan tidak dapat diubah.
Sifat
reaksi:
1. Denaturasi dengan suhu panas yang dilakukan pada
buah-buahan akan mengakibatkan berkurangnya kadar air dan bertambahnya viskositas atau kekentalan kadar protein yang tertanam pada
buah yang mengalami denaturasi akibat suhu panas.
2. Sifat reaksinya dapat mengakibatkan terjadinya
denaturasi protein pada daging yang menyebabkan perubahan pada struktur daging
yaitu menjadi kering, kandungan air berkurang, dan menjadi kenyal selama proses
pemanasan.
b. Koagulasi
protein
Koagulasi protein merupakan
proses lanjutan yang terjadi ketika molekul protein yang didenaturasi membentuk
suatu massa yang solid. Cairan telur (sol) diubah menjadi padat atau setengah
padat (gel) dengan proses air yang keluar dari struktur membentuk spiral-spiral
yang membuka dan melekat satu sama lain. Koagulasi ini terjadi selama rentang
waktu temperatur yang lama.
Faktor-faktor penyebab terjadinya koagulasi adalah:
1. Panas
2. Pengocokan
3. pH
4. Gula dan garam
Pengaruh koagulasi terhadap kualitas
protein, yaitu:
1.
Hasil dari proses koagulasi protein
biasanya mampu membentuk karakteristik yang diinginkan yaitu mengental yang mungkin terjadi pada proses selanjutnya
setelah denaturasi dan koagulasi. Kekentalan hasil campuran telur mempengaruhi
keinginan untuk menyusut atau menjadi lebih kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar